Unit Hino di Pabrik Purwakarta, Jawa barat
Anak perusahaan Toyota Motor Corporation, Hino Motors Limited memastikan pabrik di Amata, Chon Buri, Thailand yang berhenti produksi sejak 14 Oktober kembali beroperasi pekan ini. Pasokan komponen sudah diterima yang sempat terputus akibat banjir.
Hino sempat mengalihkan pesanannya ke Jepang. Tapi, produksi tetap belum bisa berjalan karena jaringan terputus. "Kami telah berhasil memindahkan mesin dan peralatan untuk produksi sebelum banjir bertambah parah," jelas seorang eksekutif senior Hino Motor Manufacturing Thailand, seperti dilansir Bangkok Post (15/11).
Selain mempoduksi truk ringan, Hino juga memasok komponen Toyota Hilux Vigo ke pabrik Toyota di Samut Prakan dan Changhoengsao. Tapi, pasokan ke Toyota baru kembali dilakukan setelah kedua pabrik Toyota kembali produksi mulai pekan depan (21/11).
Eksekutif senior itu juga menjelaskan, dengan berhentinya pabrik selama dua pekan lebih total produksi truk yang ada terpangkas 10 persen dari prediksi semula 26.000 unit tahun ini. "Kami harap secara keseluruhan, pasar truk di Thailand tak memburuk karena permintaan kendaraan ini untuk mengangkut mesin, perlatan dan bahan-bahan konstruksi diperlukan untuk mengembalikan infrastruktur yang rusak karena banjir. Pertumbuhannya saya pikir akan positif," jelasnya lagi.
Hino sempat mengalihkan pesanannya ke Jepang. Tapi, produksi tetap belum bisa berjalan karena jaringan terputus. "Kami telah berhasil memindahkan mesin dan peralatan untuk produksi sebelum banjir bertambah parah," jelas seorang eksekutif senior Hino Motor Manufacturing Thailand, seperti dilansir Bangkok Post (15/11).
Selain mempoduksi truk ringan, Hino juga memasok komponen Toyota Hilux Vigo ke pabrik Toyota di Samut Prakan dan Changhoengsao. Tapi, pasokan ke Toyota baru kembali dilakukan setelah kedua pabrik Toyota kembali produksi mulai pekan depan (21/11).
Eksekutif senior itu juga menjelaskan, dengan berhentinya pabrik selama dua pekan lebih total produksi truk yang ada terpangkas 10 persen dari prediksi semula 26.000 unit tahun ini. "Kami harap secara keseluruhan, pasar truk di Thailand tak memburuk karena permintaan kendaraan ini untuk mengangkut mesin, perlatan dan bahan-bahan konstruksi diperlukan untuk mengembalikan infrastruktur yang rusak karena banjir. Pertumbuhannya saya pikir akan positif," jelasnya lagi.